Mutiara Amaly Vol-31 Mutiara Amaly Vol 32 Mutiara Amaly Vol 33 Mutiara Amaly Vol 34 Mutiara Amaly Vol 35 Mutiara Amaly Vol 36

Selasa, 12 Mei 2009

Akhir Kalam Majalah Mutiara Amaly


SAHABAT

Pada zaman Rasulullah, ada dua orang sahabat baik yang bekerja sebagai pengembala kambing. Pada suatu hari, sahabatnya yang pertama bertanya kepada sahabatnya yang kedua "Apakah benar engkau sahabatku yang sebenar-benar sahabat?”
Maka sahabatnya yang kedua menjawab, "Bukankah kita telah bersama semenjak masih kecil dan besar bersama-sama? Aku tidak pernah mengkhianati dirimu. Apa lagi yang mampu aku jadikan bukti bahwa aku benar-benar sahabatmu?"
Sahabat yang pertama tadi membentak "Sesungguhnya kamu lah manusia paling pendusta"
Sahabatnya kedua tadi keheranan dan bertanya apakah kesalahannya sehingga melakukan seperti itu. Sahabat pertama tadi menjawab "Pulanglah kau ke rumah, carilah jawabannya, dan esok datanglah kau berjumpa aku."
Sehari-harian, sahabat kedua tadi mencari sebab dia dimarahi oleh sahabatnya. Sedangkan sahabatnya itu tidak pernah berkelakuan seperti itu sebelumnya. Keesokan harinya, pergilah dia bertemu dengan sahabatnya itu. "Wahai sahabat. Puas sudah aku mencari jawaban untuk pertanyaanmu tapi tidak juga kutemui." katanya sambil menangis. "Katakanlah wahai sahabat, apa kesalahanku?"
Sahabat yang pertama merenungi wajah sahabat kedua. "Pernahkah kau mengingatkan aku supaya mengucapkan dua kalimah syahadah, atau bersholawat atas junjungan Nabi SAW ketika kita beristirahat dari lelah bekerja sambil ngobrol?", Sahabatnya menggeleng.
"Pernahkah kau mengingatkan aku supaya segera sholat dan kebaikan segera bersholat ketika adzan dikumandangkan?" Sahabatnya menggelengkan kepala.
"Pernahkah kau menasehati aku supaya berpuasa setiap hari pada bulan ramadhan? Sahabatnya menggeleng lagi.
"Pernah jugakah kau mengingatkan aku mengenai tanggungjawabku supaya berzakat?" Sahabatnya menggeleng lagi seraya menangis.
Namun sahabat pertama tadi meneruskan pertanyaannya.
"Dan pertanyaanku yang terakhir. Pernahkah kau mengajak aku menunaikan haji setiap kali kita dikurniakan kelebihan rezeki?" Sahabat
kedua mendiamkan diri sambil menangis terisak-isak.
"Tidak pernah bukan? Layakkah engkau bergelar sahabat padaku. Engkau tidak pernah membantu aku melarikan diri dari neraka jahanam”.
Ads
Adsvertisement

0 komentar:

Posting Komentar

 
Ads Ads Ads Ads Ads Ads

Mutiara Amaly vol 9. Copyright 2008 All Rights Reserved